Suara musik
bergema di dalam ruangan sebuah caffe minimalis dua lantai. Mengadopsi desain
interior modern dengan sedikit sentuhan klasik, menggunakan furniture yang cozy dan kekinian, penataan cahaya yang
tidak terlalu terang juga tidak terlalu redup, wallcover desain macam-macam quotes dengan font unik, serta pendingin dan pengharum ruangan yang berkolaborasi
menciptakan suasana rileksasi bagi siapa saja yang ingin menghabiskan waktu
santai untuk sekadar mengobrol dengan teman atau menghilangkan penat.
Sejak
buka pukul 10 pagi tadi hingga sore ini, caffe yang memiliki kenamaan Caffe
Talia –sang pemilik bernama Talia- tidak pernah terlihat sepi apalagi sekarang
adalah hari Minggu, hari libur nasional, dimana orang berbondong-bondong untuk
mencari hiburan. Selain berbagai macam racikan kopi, caffe tersebut juga
menyediakan makanan ringan, kue, dan roti : Karena mengusung konsep Meeting
Point yang enjoy jadi tidak menyediakan makanan berat. Makanan yang paling
terkenal dari Caffe Talia adalah cupcake, yang membuat unik adalah fondant toppingnya
memiliki varian rasa buah-buahan.
***
Pantulan
cahaya menciptakan bayangan pada kaca bening. Dari dalam ruangan dengan suhu
dingin, bayangan itulah yang diperhatikannya dari tadi. Terkagum dengan yang ia
lihat dihadapannya, yang tak lain adalah dirinya. Pujian demi pujian terlontar
dari dalam sanubarinya. Lihatlah! Betapa
indahnya diriku.
Sejak
berada di dalam tidak ada yang mampu mengalihkan perhatiannya selain
bayangannya. Namun kali ini ia mencium aroma yang aneh, bahkan baru kali ini ia
menemukannya. Bau itu sangat mengganggu pikirannya. Dirinya tak mampu menahan
lagi. Akhirnya dengan terpaksa ia harus beralih dari pandangan semula untuk
mencari tahu asal bau itu.
Baru
menoleh sekali baunya semakin menyengat, seperti melekat pada dirinya. Tapi
tidak mungkin, ia paham betul dengan aroma tubuhnya. Kemudian ia terpaku dengan
yang dilihat di depannya. Dipicingkan matanya, dilihat dengan intens dan
mengendus pelan. Sekarang dia tahu berasal darimana aroma yang kini membuatnya
mual! Ia ingin menegur tapi telah didahului sang empunya aroma.
“Kau
sangat cantik.”
“Kau
adalah kesekian banyak yang memujiku. Tak perlu diungkap pun semua tahu
keindahan telah ditakdirkan untukku. Mungkin kau kurang beruntung dalam hal
ini. Lihatlah rupamu sangat aneh, dan baumu, ugh, mengganggu.”
“Setiap
diri memiliki keindahan masing-masing.”
“Tapi
kalau baunya seperti ini siapa yang akan menyukaimu? Kupikir takkan ada.”
“Yang
mencintaiku. Sadar betul memiliki aroma yang sangat tajam, tapi aroma ini yang
membuat pecintaku tergila-gila denganku.”
“Oh
Ya Tuhan, dia terlalu percaya diri.”
“Aku
hanya mensyukuri karunia Tuhan. Dan aku ingin segera bertemu dengan mereka.” Sembari
menoleh ke arah luar.
Dengan
mata terbelalak ia terheran dengan si aroma tidak sedap “Kau ingin menjadi
santapan mereka? Kalau aku sih ogah! Sang pencipta sudah menciptakan diriku
dengan sangat sempurna. Aku tidak rela bila kesempurnaan ini harus raib di
bawah mulut para monster itu.”
“Yang
kau sebut para monster itu manusia yang mencintai dari masing-masing kita.
Sudah tabiat kita diciptakan untuk akhirnya dipilih dan dikonsumsi oleh mereka.
Jadi kehidupan ini tidak sia-sia. Sungguh indah bila hidup kita bermanfaat. Aku
senang jika mampu memberikan kebahagiaan untuk siapa pun yang memilihku.
Walau harus hilang dari dunia ini.”
Dari
luar ruangan terdengar percakapan yang samar dari seorang gadis usia 18 tahun
kepada penjaga bar di caffe tersebut. “Mba saya ingin cupcake rasa durian.”
Dengan sigap penjaga bar menuruti perintah gadis itu tanpa sepatah kata, hanya
senyuman yang dilemparkannya.
Sang
cupcake durian menyadari dirinya telah terpilih, “Aku tidak menyangka akan
secepat ini. Hei, cupcake strawberry cepat atau lambat kau akan bernasib
sepertiku. Jika kau terpilih kelak, terimalah dengan senang hati, karena dengan
begitu kau sudah memberikan kebahagiaan untuk mereka yang menyukaimu. Hidupmu
akan bermakna, meski kau harus musnah ditelan kebahagiaan mereka.” Cupcake
strawberry tak memberikan respon. Ia hanya terdiam mencerna perkataan cupcake
durian tadi.
30 menit
kemudian. Ada seorang gadis kecil usia sekitar 6 th dengan pipi chubby, mata bulat, hidung mancung,
rambut pendek keriting di bawah, dan kulitnya putih bersih. Ia menunjuk-nunjuk
kaca etalase dan memberitahu sang mama, “Mama aku mau cupcake ini. Maaa, aku
mau ini.” Ia sadar bahwa dirinyalah yang dimaksud, dan ia baru paham dengan
ucapan cupcake durian 30 menit yang lalu. “Inilah waktunya.” Ucapnya.
#zifah
6 komentar
Click here for komentarBagus Mb...
ReplyTerima kasih sudah mampir kaka suhu :)
Replywow keren mbk
ReplyHemm awalnya aku kira mau review tempat nongkrong, ga taunya jdj cerpen, bagus mbak sy suka diksinya:) pas
ReplyMasih belajar kak, thanks sudah mampir :)
ReplyHehe makasih bun, belajar dari bunda juga yg tulisannya udah kece badai (:
ReplyTerima kasih sudah mampir. Jangan lupa follow dan berteman dengan saya di facebook : Nazifah R, Twitter : @zifah03, dan instagram : @zifahra ^^ ConversionConversion EmoticonEmoticon