Hypnotism (Part 1)

gawker.com
  Sejak kecil aku tinggal di sebuah rumah bertingkat empat bersama teman-teman yang sudah kuanggap sebagai saudara. 

  Meski begitu kami tidak akur seutuhnya. Justru aku merasa kesepian di sini, hanya satu teman yang sangat dekat denganku, yaitu Rocky. Dia selalu menghibur dikala aku sedih. 

  Rumah ini penuh dengan peraturan ketat yang sangat tidak wajar. Ibu panti tidak akan mengizinkan kami untuk bernyanyi, bertepuk tangan, menari, atau bahkan hanya sekadar membaca. Pernah waktu itu aku sudah sangat suntuk, lalu mengajak semua teman-temanku bermain di salah satu kamar. 

  Sudah ku isyaratkan supaya tidak berbuat gaduh, namun sepertinya salah karena mengajak balita terlibat dalam rencanaku. Mereka bermain lari-larian yang menyebabkan Miss Adderston -ibu panti yang kejam- mengetahui kelakuan kami, dan ia teriak histeris. Sebab kami mengambil kue di dapur tanpa izin dan membuat kamar jadi berantakan. Ia semakin kesal karena tahu semua ini adalah ideku. "Molly Mooonnnn!"

  "Kalian telah melanggar peraturan! Sebagai hukumannya hanya akan ada sup ikan selama seminggu!" Dengan menunjukkan ekspresi beringas, seperti ada niat terselubung untuk berhemat. 

  Setiap jam makan semua anak sibuk mengeluh dan menyalahkanku. Mereka tidak terima harus menyantap sup ikan, yang lebih terlihat seperti ikan mentah disiram kuah. "Miss Edna, apa tidak ada menu lain?" Tanya salah satu anak pada juru masak di Hardwick House.

  "Ini adalah menu kalian selama seminggu." Jawab Miss Edna.

 "Hah sup ikan yang menjijikan. Bahkan ikannya seperti masih hidup."

 "Aaaaa Miss Edna kenapa ada mata di supku?"

  "Miss Trinklebury apa aku harus memakan ini?" Tanya si bungsu pada pengasuh anak bayaran Miss Adderstone, yang sangat baik.

  "Sudah, makan saja ya." Jawab Miss Trinklebury sambil menyuapi si bungsu, dengan rasa kasihan yang mendalam.

  "Well, Molly kau sudah menyiksa kami dengan ikan mentah ini," tukas Hazel anak tertua yang jahat di panti ini.

  Rocky bangkit dari kursinya karena tidak terima aku dikucilkan, namun segera aku tenangkan dan menyuruhnya duduk kembali. Karena aku tidak ingin ada keributan di meja makan. Sebenarnya aku merasa bersalah dengan saudaraku yang lain. Tapi hukuman ini sungguh keterlaluan, Miss Adderstone!

***

  Setiap habis Subuh sudah menjadi kebiasaan kami untuk berlari pagi. Kami akan menyusuri sebuah kebun yang luas, hingga kembali lagi ke asrama. 

  Di tengah perjalanan aku diam sejenak, karena masih kesal dengan sikap Miss Adderstone yang tidak berperikemanusiaan. Aku memutuskan akan berjalan-jalan sebentar sebelum balik ke asrama. 

  Setelah menysuri jalan di kota Briersville, aku memilih datang ke Perpustakaan Briersville untuk menenangkan pikiran.

  Saat aku masuk, sang pustakawati langsung menyapa dan menunjukkan tempat seperti biasa. Aku tidak mengerti awalnya.

  Lalu sang pustakawati menjelaskan, dia pikir yang datang adalah Rocky. Jadi rupanya ke sini tujuan Rocky untuk menghilangkan kebosanan yang mencekat di panti. 

 Pantas saja belakangan ini aku jarang melihatnya di panti.  

#To be continue.......

Previous
Next Post »

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa follow dan berteman dengan saya di facebook : Nazifah R, Twitter : @zifah03, dan instagram : @zifahra ^^ ConversionConversion EmoticonEmoticon