Sebuah Ungkapan Tentang Dirimu

Image result for perasaan
Okezone Lifestyle

Canda dan tawamu yang selalu berhasil menggelitik perutku hingga tak kuasa menahan geli. Kini hanya menjadi sebuah memori manis bagian yang paling kusukai dari sepenggal kisah kita. Tiada bosan untuk mengenangnya terus menerus. Aku sangat menikmati waktu denganmu yang sangat berharga. Dan jauh darimu adalah duka terberat yang pernah kupikul.

Aku ingat bahkan tergambar jelas dalam ingatan saat pertama kali kita berpisah. Kau tahu? Aku sangat terpuruk bahkan nyaris tak mengharapkanmu kembali. Tapi setelah dipikir lagi, itu terlalu egois, dan aku tak ingin kisah yang tertata indah harus musnah akibat salah bersikap. Biarlah kupendam kecewa itu seorang diri supaya tak kehilangan pondasi.

***

Aku percaya takdir tak akan salah melangkah tuk menghampiri siapa saja yang akan menjadi pengisi cerita di hidupku. Dan kau salah satu yang terbaik. Setiap hari lelucon demi lelucon hadir yang entah darimana kau dapatkan semua idenya, tapi itulah yang membuatku tertawa lepas dan tersihir pada kepiawaianmu.

Awalnya  tak pernah terbayangkan bahwa aku selalu ingin kehadiranmu di depan mata, dan memlikimu seutuhnya. Faktanya, hati keciku selalu berbicara tentang anganan itu, dan aku tak bisa menepisnya.

Mungkin saat membayangkan hal itu diri ini belum memahami setiap hubungan memiliki risiko yang tak bisa dihindari. Saat itu aku terlalu percaya kita akan baik-baik saja. Ya, bisa dibilang sudah masuk kategori sombong karena berpikir kita sudah dekat, saling memahami, dan percaya, jadi tak ada yang mampu menggoyahkan kesepakatan yang terjalin sadar atau tidak sadar. Itu sebabnya Allah menghukumku dengan memisahkan kau dariku.

***

Kita sudah tak mengenal jarak, kau tahu seluk- beluk tentangku begitupun diriku padamu. Tapi jarak yang cukup panjang tiba-tiba membatasi kita dalam segala hal, terutama komunikasi. Bagaimana bisa menjalani hidup bila tak ada komunikasi seperti apapun bentuknya. Bahkan ketika berdoa pun merupakan bentuk komunikasi kepada Allah. Adapun diriku yang telah menaruh harap bahwa kita bisa lebih dari sekadar menjadi sahabat. Namun saat komunikasi kandas maka pupuslah semua harapan yang telah terpupuk.

Ketika itu kau lebih memilih bersama dia yang datang mengisi kekosongan antara kita dengan sejuta kisah. Mungkin kisah yang dimilikinya lebih menarik, hingga kau bisa nyaman akrab dengannya. Bagiku itu bukanlah masalah sama sekali. Aku akan sangat mendukung bila kau juga bisa menyirami hidupnya dengan keceriaan yang kau punya seperti halnya yang kurasakan.

Yang paling membuat hatiku sakit adalah dia yang memiliki perangai tak semenarik kisah yang dibawakan, dan kau turuti langkahnya. Aku tahu hatimu suci, tak ada sama sekali dalam benakmu untuk menggoreskan tinta hitam pada hidup sesorang. Sebab tulusnya hatimu, dia membawamu pada langkah yang tak pernah kau tapaki sebelumnya.

Riangmu belum luntur tapi sikapmu berubah. Kesedihanku membuncah karena tak dapat membawamu serta menghindari hal yang bisa merugikan diri. Aku merasa tidak pantas untuk berharap lebih pada hubungan kita jika menjagamu saja tak becus.

Dalam dukaku hanya dapat memanjatkan doa pada Allah supaya kau diberi kesadaran dan kembali padaku untuk bisa bersama-sama merenovasi hubungan yang telah menjadi kepingan. Menuju puncaknya hingga Allah bilang, cukup sudah kita bersama.

***

Wahai saudariku, tak henti-hentinya ku ucapkan syukur pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Dia beri kekuatan pada kita sehingga badai besar mampu kita lewati meski dengan hati yang koyak, tapi itulah bukti cinta.

Aku cinta dirimu karena Allah dan aku ingin kau menjadi saudariku bukan hanya di dunia tapi hingga di surgaNya kelak. Itulah harapan terbesarku. Meski kita tak berasal dari rahim yang sama namun kita tetaplah cucu dari Ibu Hawa.

Kita menjadi sahabat merupakan hal yang luar biasa, tapi aku ingin menjadi sepasang saudari yang senantiasa memberikan dukungan serta nasihat untuk setiap tindakan yang akan kita pilih. Tangan kita akan bersatu dengan erat untuk menyongsong masa depan yang indah dan meniti jalan pencarian bekal menuju akhir bahagia di akhirat.

Tak apa tak dapat kudengar lagi tawamu yang khas, dan leluconmu yang selalu ingin kudengar. Tak apa bila tak bisa memandang wajah bersih dan matamu yang teduh secara langsung. Yang terpenting kita akan terus berkomunikasi walau hanya melalui aplikasi.


Terima kasih telah ikhlas untuk menjadi saudariku. Atas izin Allah aku bahagia.


Nazifah Raisanjani

Bekasi, 13 April 2017



#TulisanCurhat
#MaafGaje
#ODOP3
Previous
Next Post »

9 komentar

Click here for komentar
13 April 2017 pukul 17.46 ×

Terima kasih telah menjadi saudariku juga, Dek Zifah 😁

Like ur post, nice, Dek😙

Reply
avatar
Unknown
admin
13 April 2017 pukul 18.32 ×

Jangan nangis buuuu :')

Reply
avatar
Unknown
admin
13 April 2017 pukul 18.34 ×

Kembali kasih kakaaak ;)

Reply
avatar
Unknown
admin
13 April 2017 pukul 20.33 ×

Kereen ih,
Curhatannya ngena banget.

Berangkat dari kegelisahan yang mendalam ya?

Reply
avatar
Unknown
admin
13 April 2017 pukul 20.52 ×

Ya gitu deh kang hehehe ...

Reply
avatar
Nodiwa
admin
14 April 2017 pukul 07.45 ×

Semoga Allah menjaga silaturahmi yang berdasarkan cinta padaNya. Aamiin

Reply
avatar
Ane Fariz
admin
14 April 2017 pukul 13.29 ×

Persahabatan yg indah, dan aku terharu...

Reply
avatar
Ane Fariz
admin
14 April 2017 pukul 13.29 ×

Persahabatan yg indah, dan aku terharu...

Reply
avatar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa follow dan berteman dengan saya di facebook : Nazifah R, Twitter : @zifah03, dan instagram : @zifahra ^^ ConversionConversion EmoticonEmoticon