Hypnotism (Part 2)

gawker.com

Terlepas dari kesalahpahaman yang sederhana, aku menikmati waktuku bersama buku buku di sini. Oh indahnya.

 Srreekk aku berganti posisi untuk mencari kenyamanan sambil membaca. 
Bruukkk! Kepalaku terasa pusing. Sebuah buku besar dan tebal melayang bebas dan menimpa kepalaku sebelum akhirnya mendarat di lantai.

 Mataku samar-samar melihat buku itu. Ku rebahkan diri sejenak. Perhatianku tak lepas pada buku di depan mata. 

 Kubaca perlahan Hypnotism. Hah? Hipnotis? Apa buku ini berisi ilmu hipnotis? Atau hanya sekadar menguak tentang teori hipnotis? Apapun itu, aku ingin membawa pulang buku ini.

 Aku mendapat izin dari sang pustakawati untuk meminjam buku ini beberapa hari ke depan. 

***

 Di tengah malam dengan dingin menerpa, aku gunakan kesempatan ini untuk membaca buku misterius itu. Ya misterius, karena secara tiba-tiba jatuh dan menimpa kepalaku. Aku anggap itu sebagai sebuah tanda bahwa buku ini memang menyimpan sebuah rahasia.

 Berbekal senter dan selimut untuk menutupi tubuhku agar Miss Adderstone tidak menemukanku. Bukan tidak mungkin ia akan berjalan tengah malam, untuk memantau setiap ruangan kami. Hanya untuk memastikan bahwa kami telah tidur atau tidak melakukan aktifitas lain termasuk membaca! Jadi aku melancarkan aksiku di ruang mencuci baju. 

  Hhmmm, benar buku ini berisi tentang cara menghipnotis seseorang. Tapi, apa bisa digunakan di dunia nyata?

***
 Sore jam 4 adalah waktu bebas untuk kami. Tapi tidak banyak yang dapat kami lakukan, hanya sebatas mengobrol, bermain ayunan di halaman atau menghayal tak jelas. Hal-hal yang membosankan, entah sampai kapan kami bisa bertahan dengan rutinitas seperti ini.

 Kali ini aku bergegas ke dapur untuk menemui sang juru masak, Miss Edna. Saat kutemui dia sedang mengaduk sendok sayur di dalam panci.

 "Hai, Miss Edna, " sapaku dengan mendekatinya.

 "Hei, mengapa kau masuk ke dapur?"  Tanyanya.

"Hemmm, aku hanya ingin tahu bagaimana cara kau memasak." Yang tertulis di buku itu bila ingin menghipnotis seseorang tirulah gaya yang sedang dilakukan. 

 Kuamati baik-baik cara dia mengaduk sup ikan mentah dengan tambahan kaki ayam, yang dari aromanya saja sudah membuat mual.

  Petunjuk selanjutnya aku harus membuat sasaran menatap mataku agar terfokus dan masuk ke alam bawah sadarnya. Pertama aku membujuk Miss Edna untuk membiarkan aku melanjutkan pekerjaannya. Dengan alasan yang kubuat ia harus beristirahat, karena terlihat letih. Ia pun menyetujui.

 Sambil kuaduk sup itu aku menatap mata Miss Edna yang juga menatapku. Makin lama makin tajam aku menatap dan semakin dalam. Miss Edna mengalihkan pandangannya pada masakan yang sedang diaduk. Di sinilah praktek hipnotis dimulai. Sambil komat kamit ku biarkan Miss Edna terus menatap sup.

 3, 2, 1. Trreekk. Jentikan jariku menandakan ia akan masuk ke alam bawah sadarnya. Tiba-tiba Miss Edna mematung, kulqmbqikqn tangan di depan wajahnya. Tak ada respon. Yesss! Berhasil. 

 "Miss Edna, mulai sekarang kau akan menjadi sahabtku dan baik kepadaku."

"Iya," jawab Miss Edna

"Dan sekarang kau harus membuat makanan yang enak dan bergizi."

"Tapi makanan seperti apa yang harus aku buat?"

 Oh tidak, selama ini aku tidak pernah merasakan makanan enak yang dibuat oleh Miss Edna. Aku berpikir memutar otak, mataku berlarian di sekeliling ruangan. Aha! Di salah satu lemari dapur terdapat buku resep makanan.

 "Ngggg... Buat masakan dari I...Itali!" 

 "Itali? Oke, akan kubuatkan masakan lezat dari Itali."

 Malam ini pertama kalinya kami merasakan kebebasan untuk lidah kami. Miss Edna membuat masakan dari Itali yang sangat lezat, spagheti. Dan ia pun membagikan spagheti dengan penuh riang. Miss Trinklebury pun mengakui ini makanan pertama yang bergizi untuk anak panti Hardwick House.

 Miss Adderstone  datang sambil mengamuk. Karena didapatinya anak anak memakan masakan yang bukan atas perintahnya. Di bentaknya Miss Edna, karena tidak patuh padanya. 

 "Madam, sesungguhnya jiwa saya ada pada masakan Itali. Anak-anak pun menyukainya." Jelas Miss Edna.

 "Sepertinya kau butuh liburan Edna."

 Miss Adderstone, kau tidak bisa lagi membuat kami menderita. Akan kubuktikan itu.

End

Previous
Next Post »

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa follow dan berteman dengan saya di facebook : Nazifah R, Twitter : @zifah03, dan instagram : @zifahra ^^ ConversionConversion EmoticonEmoticon