Tragedi Kesiangan

Source : keephealthy.today
#BasedOnTrueStroy

“Hah??? Udah terang!” teriakku sambil melempar selimut dan loncat dari kasur. Aku berlari menuju kamar mandi. DUG! “Ashh” kataku meringis karena kaki menabrak lemari. Tapi tak kuperdulikan aku hanya ingin cepat, cepat, dan cepat. Saat ini semua anggota tubuhku mengiyakan semua perintah otak tanpa tapi. Otakku berkata “Bergerak lebih cepat!”

Tak seperti pagi biasanya, bahkan aku memiliki kesempatan untuk berlulur jika aku mau. Air yang menghantam tubuhku tak terasa lagi kekhasan dinginnya yang terkontaminasi hawa pagi. Ya, tentu saja karena ini sudah siang! Pikirku.

Aku berkaca merapihkan baju seragamku dan kerudungku. Tentu saja semua berlalu dengan cepat. Alam bawah sadarku seakan setuju kalau saat ini aku adalah robot yang di setel dengan kecepatan maksimal. Aku tak bisa berpikir lagi. Semua gerak – gerikku sudah terkontrol mengikuti kebiasaan seperti pagi sebelumnya. Aku mencari tasku. “Aargghh dimana lagi tasnya!!!” aku menggerutu semakin jadi saat yang kubutuhkan tak tampak. Ku obrak abik seisi kamar, biarkan dulu berantakan nanti pulang sekolah saja ku bereskan. “Come on, come on! Tas, tas, tas” ocehku setengah tak sadar. Fokusku hanya pada tas. Saat aku meraih selimut mataku berbinar perasaanku bahagia campur panik, ternyata dia pelaku atas hilangnya tas!

Aku lupa hari ini apa saja pelajarannya. Masalah! Kalau kau jadi aku saat ini, kau akan melihat jadwal pelajaran dan menyiapkan semua dengan anugerah kecepatan kilat saat ini bukan? Ya aku juga berpikir begitu. Tapi aku benar – benar tak bisa berpikir. Semua buku pelajaran di meja kumasukkan ke dalam tas, ya resikonya adalah beban semakin berat. Biarlah, karena saat ini aku tak mampu berpikir panjang.

Setelah kurasa semua sudah lengkap aku berlari menuju pintu kamar, tak sengaja mataku melirik ke arah sajadah. Astaghfirullah! Rasanya mau nangis sejadi – jadinya. Udah siang, hampir telat, belum shalat! Ya Allah ampuni hambamu ini Ya Allah. “Apa gak usah sekolah aja ya, hari ini. Alasannya ya sakit. Sakit kepala karena kesiangan, hufft” dengan menepuk jidat, aku benar – benar seperti orang yang mendapat kesialan.

Aku menemui ibuku duduk di sofa ruang tengah. Ia memakan jeruk. Keputusanku akhirnya aku ingin meliburkan diri untuk hari ini, tak apalah bila ibu marah, ngomel, atau menceramahiku sepanjang hari. Daripada aku harus menanggung malu karena telat. “Ibu….” Kataku dengan suara pelan mirip nada rendah Whitney Housten walaupun tetap merduan beliau.

Saat ibu menoleh ke arahku matanya terbelalak “Kamu mau ke sekolah nak?” tanyanya. Dan aku, aku bingung jika aku menjelaskan bahwa aku ingin bolos hari ini, ekspresi apa yang akan ditunjukannya. “Hari ini aku bangun telat bu, kalau aku berangkat sekarang pasti pintu gerbang udah ditutup. Jadi aku mau izin, boleh yah bu?” jawabku sejujur – jujurnya. Aku pasrah. “Izin gimana? Gamasuk sekolah gitu?” aku tak mengerti kenapa ibu tak ada rasa kaget sedikitpun.

Tiba – tiba ibu tertawa. Ya ampun ada apa dengan pagi ini? Apa ini mimpi? Aku mempraktekkan seperti yang dilakukan dalam film, untuk memastikan apakah ini mimpi atau bukan. Ku cubit tanganku “aww” kataku pelan, ini bukan mimpi! “Hahahaha… Sejak kapan sekolah kamu punya jadwal pukul 5.30 sore?”

APA??! Ada di alam apa aku saat ini? Aku cek hp dan kulihat di sana tertera Minggu, 21 Feb 2016. Dan jamnya menunjukkan pukul 17.38 WIB. Aku langsung lemas sejadinya. Dan aku ingat semuanya. Sehabis shalat ashar aku tertidur  karena kelelahan. Seharian ini aku menjadi panitia sebuah acara dari organisasi sekolah, inilah akibatnya.  

#zifah
Previous
Next Post »

13 komentar

Click here for komentar
4 Oktober 2016 pukul 16.20 ×

Hahaha...pernah juga aku begitu mb

Reply
avatar
4 Oktober 2016 pukul 16.20 ×

Hahaha...pernah juga aku begitu mb

Reply
avatar
Unknown
admin
4 Oktober 2016 pukul 17.06 ×

Iya ka wid. Suka geli sendiri kalo inget itu hehe. Thanks udah mampir ka :)

Reply
avatar
Unknown
admin
4 Oktober 2016 pukul 17.07 ×

Iya ka wid. Suka geli sendiri kalo inget itu hehe. Thanks udah mampir ka :)

Reply
avatar
Unknown
admin
4 Oktober 2016 pukul 19.09 ×

OMG kasihannya kal zifah. Saya pernah seperti ini malah sama ibuku dicubit biar sadar karena saya ngomel g habis-habis.

Reply
avatar
Jazilula
admin
4 Oktober 2016 pukul 19.09 ×

Wushhh... melesat kencang membacanya ini cerita...
Dan ternyata , terbahak bahak jadinya ....
Kerreeen

Reply
avatar
Unknown
admin
4 Oktober 2016 pukul 19.11 ×

*kak Zifah. Maaf typo

Reply
avatar
6 Oktober 2016 pukul 00.28 ×

Ceritanya padettt, keliatannya sudah biasa nulis mba na :)

Reply
avatar
Ibnu Basyier
admin
6 Oktober 2016 pukul 16.28 ×

Ngakak, bacanya.... wkwkwk... Kok bisa itu loh...

Reply
avatar
Unknown
admin
6 Oktober 2016 pukul 20.01 ×

Saya pemula sekali kak ;) thanks sudah mampir :)

Reply
avatar
Unknown
admin
6 Oktober 2016 pukul 20.02 ×

Alhamdulillah kalau bisa membuat orang tertawa hehehe... Thanks ka sudah mampir.

Reply
avatar
Unknown
admin
6 Oktober 2016 pukul 20.02 ×

Apalagi saya kaa... kalo inget suka malu sendiri hahaha.. Thanks sudah mampir ya ka :)

Reply
avatar
Unknown
admin
6 Oktober 2016 pukul 20.11 ×

Sampai segitunya kak ya ampunn sabar yaa hehehe.. Thanks sudah mampir :)

Reply
avatar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa follow dan berteman dengan saya di facebook : Nazifah R, Twitter : @zifah03, dan instagram : @zifahra ^^ ConversionConversion EmoticonEmoticon