Rahasia Dibalik Tulisan yang Baik

Fast Food Menu Nutrition

Pada hari Sabtu, 22 Oktober 2016 saya mendatangi sebuah workshop dengan narasumber om Darwis atau lebih dikenal dengan nama penanya yaitu, Tere Liye. Melalui workshop yang diadakan oleh SMPI Al - Azhar 8, dengan tema Merangkai Kata Merengkuh Dunia beliau membagikan tips menulis yang baik.

Ada beberapa poin yang ditekankan oleh Om Tere Liye, di antaranya :

1. Topik tulisan bisa apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial.

Sudut pandang yang spesial maksudnya adalah sudut pandang yang tidak umum seperti yang dipikirkan oleh banyak orang. 

2. Penulis membutuhkan amunisi, tidak ada amunisi tidak bisa menulis. 

Amunisi di sini maksudnya adalah meriset. Terdapat 3 level riset :

  • Banyak membaca buku.
  • Melakukan perjalanan.
  • Bertemu dengan orang - orang bijak.
3. Kalimat pertama adalah mudah, gaya bahasa adalah kebiasaan, menyelesaikannya lebih gampang lagi.


*Yang dimaksud kalimat pertama adalah mudah, tulis saja apa yang terlintas di kepala. Event bingung mau nulis apa. Silahkan tulis : Bingung nih mau nulis apa. Dapet tantangan harus nulis paragraf yang ada kata hitamnya. Menurutku hitam adalah warna yang sering disimbolkan dengan sesuatu yang buruk atau berduka, lalu........ dst. Dengan kebingungan saja sudah menjadi beberapa kalimat, saat sudah menjadi satu bab misalnya, tinggal dipangkas kata - kata yang tidak penting.

*Sering terjadi perbedaan pandangan tentang gaya bahasa. Banyak yang bertanya gaya bahasa seperti apa yang bagus? Dan Om Tere Liye pun memberikan jawaban yang melegakan, karena nyatanya tidak ada gaya bahasa yang tidak bagus. Saat menanyakan pada dosennya pun, tidak ada dari mereka yang bisa menjawab, semua berdasarkan kebiasaan atau selera penulis. Contoh : 

  1. Ani pergi ke sekolah untuk mendapat ilmu, dengan mengendarai motor.
  2. Ani pergi ke sekolah dengan mengendarai motor, untuk mendapat ilmu.
  3. Untuk mendapat ilmu, Ani pergi ke sekolah dengan mengendarai motor.
  4. Dengan mengendarai motor, Ani pergi ke sekolah untuk mendapat ilmu.
  5. Pergi ke sekolah untuk mendapat ilmu, Ani mengendarai motor.
  6. Mengendarai motor, Ani pergi ke sekolah untuk mendapat ilmu.
  7. Dan contoh lainnya sampai nomor 12, dengan gaya bahasa yang berbeda.
*Menyelesaikan sebuah tulisan hingga novel, kata Om Tere Liye sangat mudah. Tidak perlu pusing memikirkannya. Beliau menceritakan ada seorang mahasiswa yang bertanya padanya, dia sudah membuat sebuah novel dengan 50 halaman tinggal bab terakhir. Dan dia kebingungan untuk menentukan ending cerita, sudah dibiarkan 6 bulan certitanya stuck. Saat mendengar jawaban dari Om Tere Liye dia justru terlihat tambah putus asa.


 Bagaimana tidak, Om Tere Liye memberikan saran untuk menambahkan kata di akhir tulisannya yaitu "TAMAT". Sang mahasiswa merasa dipermainkan, sebab ia bertanya serius tapi dijawab dengan hal yang terlihat seperti candaan. Namun maksud om Tere adalah serius. Saat penulis menghadapi writer block disaat seperti itu, saran yang diberikan antimainstream. Dengan begitu penulis membiarkan pembaca liar berimajinasi, walaupun pembaca tidak mengetahui sebenarnya tulisan tersebut belum benar - benar selesai. No Problem. Bahkan salah satu novel Om Tere Liye 'Hafalan Shalat Delisa' pun aslinya belum tamat.

#zifah
#Semoga Bermanfaat
Previous
Next Post »

4 komentar

Click here for komentar
Unknown
admin
24 Oktober 2016 pukul 21.32 ×

Dapet ilmu baru nih...makasih ilmuny mbak.....

Reply
avatar
Unknown
admin
24 Oktober 2016 pukul 21.32 ×

Dapet ilmu baru nih...makasih ilmuny mbak.....

Reply
avatar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa follow dan berteman dengan saya di facebook : Nazifah R, Twitter : @zifah03, dan instagram : @zifahra ^^ ConversionConversion EmoticonEmoticon