Ngimpi


Sore ini kota Jakarta kuyup diguyur oleh hujan. Hujan turun tanpa aba - aba, karena tidak terpikirkan hari ini akan hujan sehingga tidak siap sedia payung sebelum hujan. Jadi, rela gak rela, suka ga suka, ikhlas ga ikhlas baju basah, tas basah, sepatu banjir. Tapi ada juga yang tidak terkena basah sama sekali, yaitu mereka yang berada di dalam mobil.

Kebanyakan dari mereka yang mendapatkan nikmat air hujan berkeluh kesah, tapi tidak untuk seorang bocah yang berada di halte bus. Bukan bukan, dia bukan sedang berteduh untuk dirinya. Tapi ia tak ingin uang yang dipegangnya basah, karena baju ataupun celana yang dikenakannya tak berkantong. Dia bahkan sangat senang jika mandi hujan, tapi tidak untuk sekarang.

Seharian ini dia berjualan keripik pisang. Tak banyak yang dijualnya, hanya 10 - 15 kantong per harinya. Yang laku? Paling banyak 9 bungkus itupun lama transaksinya karena ada drama tawar menawar. Dan sepertinya hujan sore ini membawa berkah, ia pergi dengan membawa 13 kantong keripik pisang hingga hujan turun tadi semuanya sudah terjual. 

Di halte ia perhatikan setiap orang, kendaraan yang berlalu di depannya. Tak jarang juga mobil yang melintas menyipratkan air yang berada di jalan secara tak sengaja. Dan tak jarang juga mengenai tubuh bocah itu, dengan sigap ia dekap uang itu erat - erat. 

Dari arah berlawanan terlihat seorang anak lelaki yang hendak menyebrang menuju halte. Saat anak itu semakin dekat ke arahnya ia seperti mengenalinya. Hujan masih turun deras jadi wajah anak itu terlihat samar. Dan saat anak lelaki itu berada tepat di depannya ia tak sempat berpikir siapa dia karena dia terkejut. 

"Oy, Din!" anak lelaki itu menepuk pundak Udin, dia adalah Ucup, teman Udin berjualan. Mereka sering membantu satu sama lain. Kalau barang dagangan Ucup habis ia akan membantu Udin menjualkan keripik pisangnya begitupun sebaliknya. Bedanya Ucup berjualan tisu. Tisu - tisu itu ada bersama mereka, di dalam plastik besar yang diikat bagian ujung atas, tentu agar tidak terkena hujan.

"Duh Cup bikin kaget aja!" kata Udin.

"Ngapain di sini?" tanya Ucup.

"Neduh" jawab Udin singkat.

"Tumben. Biasanya juga main hujan - hujanan. Gak jualan?" Ucup memperhatikan sekeliling Udin. Pasalnya tak ada satupun tentengan yang di bawa Udin.

"Udah habis." jawab Udin. Selang sebentar tiba - tiba ada sebuah mobil yang melintas di depan mereka dan mengakibatkan air yang menggenang di jalan meluncur ke arah mereka.

"Wiii... keren juga yak tuh mobil. Udah kayak mobil balap larinya kenceng." kata Udin setelah terkena cipratan akibat dari mobil Mercy C Class yang baru saja melintas. Tak ada protes yang keluar dari mulutnya ia malah memuji mobil tersebut. "Eh Cup. Kalo gue udah gede nih, gue bakal jualan ini kripik pisang pakai mobil kayak tadi." lanjut Udin.

"Halahh... Ngimpi kamu Din!" kata Ucup dengan menunjukkan ekspresi keheranan.

***
Setelah membaca cerita di atas, kawan mendapati dua orang tokoh dengan karakter yang berbeda. Ada Udin yang berangan - angan akan masa depannya,dan ada Ucup yang entah tidak suka dengan angan - angan Udin atau bahkan ia sendiri tak ada rencana akan masa depannya sehingga mengatakan anganan Udin adalah sebuah mimpi belaka.

Source : www.pbs.org
Apa yang diinginkan Udin itu bagus, berarti ia tak ingin selamanya berjualan keripik di jalan. Ia ingin menjadi orang yang lebih sukses kelak. Begitupun dengan yang dikatan oleh Ucup juga benar bahwa semua itu hanya mimpi.

Tapi, kalau Udin memang serius untuk mewujudkan mimpinya tentu ia tak akan menceburkan dirinya lebih lama dalam keadaannya sekarang. Ia akan mencari cara, strategi, pengetahuan, dan mengerahkan semua tenaga untuk bisa membuatnya menjadi nyata.

So kawan jangan takut untuk bermimpi besar, karena mimpimu akan mengarahkanmu pada tindakan - tindakan besar pula. Jaga selalu semangatmu ya^^

"Karena semua yang menjadi nyata berawal dari sebuah mimpi." - Zifah










Oldest

15 komentar

Click here for komentar
Unknown
admin
3 Oktober 2016 pukul 18.17 ×

Keren mbak.. Masih belum terlambat untuk mengejar mimpi :D

Reply
avatar
Unknown
admin
3 Oktober 2016 pukul 19.11 ×

Terima kasih ka :) Semangat juga yaa!^^

Reply
avatar
Unknown
admin
3 Oktober 2016 pukul 19.45 ×

Bagus mbak ceritanya. Ada saran nih. Kalo bisa gambarnya gak perlu gede2. Jadi tulisan disampingny susah dibaca. Cuma itu aja..semangat ya mbak..��

Reply
avatar
Unknown
admin
3 Oktober 2016 pukul 19.45 ×

Bagus mbak ceritanya. Ada saran nih. Kalo bisa gambarnya gak perlu gede2. Jadi tulisan disampingny susah dibaca. Cuma itu aja..semangat ya mbak..��

Reply
avatar
Unknown
admin
3 Oktober 2016 pukul 20.01 ×

Terima kasih ka Aris :). Untuk sarannya saya terima, inysa allah ke deannya akan memperhatikan size gambar juga.

Reply
avatar
NurEdi
admin
3 Oktober 2016 pukul 22.58 ×

bagus, inspiring...

Reply
avatar
NurEdi
admin
3 Oktober 2016 pukul 22.58 ×

bagus, inspiring...

Reply
avatar
Unknown
admin
3 Oktober 2016 pukul 23.15 × Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
avatar
3 Oktober 2016 pukul 23.49 ×

Membaca gaya tulisannya membuat saya sadar, setiap penulis punya ciri khas. Great

Reply
avatar
3 Oktober 2016 pukul 23.50 ×

Cakep tampilan blognya. Simple nd stylish

Reply
avatar
Unknown
admin
4 Oktober 2016 pukul 08.19 ×

Iyup, karena setiap manusia itu unik. Thanks ka, semangat ya^^

Reply
avatar
Nodiwa
admin
6 Oktober 2016 pukul 21.23 ×

Tulisannya keren, ngalir, simple, inspiratif. Suka bacanya :)
Kita harus punya mimpi kan ya? Dan harus dikejar :)
Salam

Reply
avatar
Unknown
admin
6 Oktober 2016 pukul 22.05 ×

Yes sister :) apalah arti hidup bila tanpa tujuan, salam kenal ka^^ thanks udah mampir.

Reply
avatar
Unknown
admin
6 Oktober 2016 pukul 22.26 ×

Yes sister :) apalah arti hidup bila tanpa tujuan, salam kenal ka^^ thanks udah mampir.

Reply
avatar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa follow dan berteman dengan saya di facebook : Nazifah R, Twitter : @zifah03, dan instagram : @zifahra ^^ ConversionConversion EmoticonEmoticon